Jangan Pungkiri Reinkarnasi........!!
Reinkarnasi, sebuah kata yang selalu ditolak dan tidak diakui kebenarannya oleh hampir seluruh umat islam, tetap patut kita perbincangkan. Dan perbincangan ini mengarah pada klimaksnya, bukan karena kemunculan paham reinkarnasi, tapi lebih karena penolakan atas paham itu sendiri.
Reinkarnasi mempunyai arti “lahir lembali”, yaitu suatu proses lahirnya kembali jiwa/ruh seseorang yang telah mati dengan raga dan keadaan yang berbeda, sesuai dengan amal perbuatan pada kehidupannya yang dahulu. Dalam kehidupan kedua ia akan lupa keadaan kehidupan yang pertama. Sehingga ia sendiripun tidak menyadari bahwa diriya dahulu sudah pernah hidup.
Beberapa agama (selain islam) meyakini adanya reinkarnasi pada kehidupan manusia, seperti halnya agama Hindu dan Buddha. Mereka meyakini ada kehidupan kedua di bumi ini. Dan hal ini tidak sebatas lingkup manusia saja, tapi juga seluruh makhluk hidup. Bisa saja, yang semula manusia kemudian ber-reinkarnasi menjadi hewan. Yang semula hewan, ber-reinkarnasi menjadi manusia. Yang semula manusia, kemudian lahir kembali sebagai manusia, dan sebagainya.
Lalu bagaimana dengan islam sendiri?
Sering kita temui umat islam yang menentang adanya reinkarnasi. Sering pula mereka mengungkapkan alasan-alasan yang kurang bisa diterima, bahkan tidak ada hubunganya dengan inti pembahasan. Dan jika kemudian mereka kalah dalam adu argumentasi, mereka malah marah. Tapi ada juga beberapa orang islam yang menganggap bahwa dalam al-Qur’an ada beberapa ayat yang menunjukkan adanya reinkarnasi. Diantaranya adalah (yang artinya):
- Surat An-Naml, ayat 65; Katakanlah: “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.
- Surat Al-An’aam, ayat 95; “Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir-butir tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup (yang memiliki sifat-sifat). Demikian ialah Allah, mengapa engkau masih berpaling?”
- Surat Maryam, ayat 33; “dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku (nabi Isa) pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.
- Surat An-Naazi’at, ayat 14; “maka dengan serta merta mereka (manusia) hidup kembali di permukaan bumi”.
Ada bermacam tafsiran tentang ayat-ayat diatas. Karena memang tafsiran adalah hak penuh bagi siapapun. Dan di dinia ini tetap tidak ada satupun sosok yang berhak menyalahkan tafsiran orang lain. Kalaupun ada, maka sungguh dia orang yang tak tahu malu.
Termasuk dalam hal ini, malu sekali rasanya jika melihat saudara seagama kita ikut-ikutan "sok" menyalahkan, bahkan meng-kafir-kan saudara seagama yang mencoba meneliti dan membenarkan adanya reinkarnasi, tapi mereka sendiri tak mempunyai daya nalar yang kuat.
Kita bisa mengingat beberapa kuasa Allah yang terkait dalam hal ini, misalnya; Allah menghidupkan kembali empat macam burung yang telah dipotong-potong oleh Nabi Ibrahim dengan mengembalikannya seperti semula, Allah juga menghidupkan kembali manusia yang sudah meninggal, melalui tangan Nabi Isa. Terbuktilah bahwa Alloh Maha kuasa menghidupkan kembali makhluq-Nya, di dunia ini.
Disini, penulis tidak bermaksud membenarkan adanya reinkarnasi, atau tidak menyetujui adanya reinkarnasi. Hanya saja, penulis sangat menyayangkan jika ada seseorang yang berkata bahwa reinkarnasi itu tidak ada dan tidak mungkin terjadi. Karena dengan perkataan sejenis itu, maka orang itu tampak sok tahu dan bodoh. Dia lupa bahwa Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu . Alloh berhak melakukan apapun, termasuk me-reinkarnasi makhluq-Nya. Kalau sampah saja bisa didaur ulang, kenapa manusia tidak..??. ini sama sekali bukan hal yang mustahil, bahkan sangat mudah bagi Allah.
Bahkan ada juga orang yang lebih bodoh dan lucu sekali. Ia berkata, bahwa reinkarnasi itu paham kafir karena yang mempercayainya adalah orang-orang kafir. (kata Romy Ravael,”so what…?!”), karena disini kita membahas tentang reinkarnasi, dan bukan agama. Pemikiran kaum non islam juga pantas kita teliti dan renungkan. bahkan terkadang mereka lebih cerdas daripada kita.
Maka disini, penulis menghimbau untuk saudara-saudara yang masih hobi meng-kafir-kan dan me-murtad-kan orang lain, sudah saatnya menjernihkan pikiran dan keputusan. Seperti halnya sebelum menyeberang jalan, maka harus tengok kiri-kanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar