Kemarin aku bertanya kepada Tuhan,”Seperti apakah malaikat itu?. Aku ingin melihatnya, walau aku juga begitu ingin melihat-Mu”.
Tuhan sedikit tertawa, lalu menjawab,”Coba saja kau cari sendiri, anak muda!. Mereka ada di sekelilingmu. Tapi berhati-hatilah, karena pesonanya bisa getarkan urat nadimu. Bahkan mungkin bisa membuatmu mengabaikan-Ku”.
Maka sejak itu, dengan kebodohanku, kuloncati gunung-gunung, kulangkahi lautan, dan kutatap setiap gerik yang menawan.
Disitulah jutaan makhluq mencoba menarik kata pujianku.
Tapi apalah daya mereka, matakupun terlalu bosan membuka kelopaknya.
Ditengah tarian-tarian konyol bumi ini, lelah mulai menghimpitku. Dan kantuk mulai menindihku.
Aku tertidur di lumpur yang hangat, bekas babi-babi hutan yang kasihan padaku.
Dengan setengah pulas kudengar babi-babi itu berdoa, agar aku dapat segera temukan malaikatku, pencarianku selama ini.
Kemudian beberapa anjing meng-amininya sambil menjilat kakiku.
Mereka sayang sekali padaku.
Esok harinya, lancang sekali matahari pagi menyengatku.
Tapi aneh. Aku berada di bumi yang permai. Rumput yang riang, dan pepohonan yang ramah.
Kulihat kupu-kupu sibuk berdandan untuk menggoda para kumbang.
Dan di atas
Lalu semilir angin membisikkan sesuatu padaku, bahwa malaikatku telah datang menjengukku, diatas bukit
Maka dengan sorak gempita para cacing tanah, ku berlari kencang ke atas bukit, walau rumput berduri tajam.
Maka darah dikakiku menjadi saksi, bahwa aku melihat sesosok anggun dengan kerudung putih terurai, sedang menabur bunga diatas bumi yang manja.
Kecantikannya tidak hanya getarkan urat nadi, tapi juga menendang hatiku keluar dari dadaku.
Dan seperti kata Tuhan-ku, keindahan sosok itu hampir membuatku mengabaikan-Nya.
Tapi hancurlah aku di akhir kisah ini, ketika matanya lurus menatapku, seraya bibir merah yang berucap,”Selamat tinggal….”
aq ga kenal anak ini...itukah yang membuat jantungmu ditendang keluar dari tubuhmu???
BalasHapusKasihan
BalasHapus