Senin, Juni 29, 2009

FIKSI: SYAHID DI UJUNG PROSTITUSI

Sabtu, pukul 07.00 pagi,matahari sudah mulai menggelitik leherku. Maka kuikatkanb sorban biru dikepalaku.dan kugencar lutut menuju kampus. Kulambaikan tangan untuk menyalakan lampu reting bus didepanku. Akupun naik. Dan ternyata didalam bus dipenuhi orang-orang yang terlihat sibuk di hari-harinya.tapi sepatuku nanti pasti sabar menahan kakiku yang sedikit pegal karena terus berdiri.
Jarum panjang jam sudah sampai diangka 4.Aku mulai khawatir akan terlambat.tapi perasaan itu bhiulang seketika saat muncul kejadian yang menghebohkan.Seorang wanita baya berteriak pada seorang gadis berambut panjang, berpakaian seksi, “hai pelacur!! Kalau mau cari mangsa,jangan disini!
Gadis itu memerah wajahnya sambil berjalan kebus bagian belakang, lalu menangis tepat disampingku. Aku sedikit menjauh karena agak canggung. Jika aku yang memakai sorban berdekatan dengan gadis bermodel seperti itu.
Papan nama kampusku terlihat. Bus mulai melambat, dan berhenti. Aku turun bersama beberapa mahasiswi berjilbab yang tak satupu kukenal.Aku menengok kebelakang, kulihat gadis beramnbut panjang itu juga turun.
Gadis itu terlihat sangat pucat, dan kemudian tiba-toba jatuh pingsan.Aku panic karena tak ada seorang pun yang mau menolongnya. Mungkin jijik karena dias dianggap gadis binal.terpaksa aku menolongnya dengan berusaha seikhlas mungkin.Dan dia tak sadar-sadar juga.
Sebuah taklsi putih melintas, akupun memanggilnya.Kuangkat gadis itu bersama pak sopir kedalam mobil. -Masa bodo dengan apa yang difikirkan orang-orang yang hanya memandangku-dan kubawa dia kerumah sakit terdekat.Terlihat lekuk tubuhnya memancing syahwat., langsung kuselimuti dengan kain sorbanku.
Entah apa yang kulakukan. Yang kutahu hanya menolong. Aku juga tak tahu siapa dia. Hanya satu hal tentang dia yang menjadi batu kerikil dibenakku, bahwa dia adalah gadis tuna susila.juga muncul niatku untuk bolos kuliah hari itu.
Kami sampai di rumah sakit.para suster bersiap sesigap polwan.
Sesampai didalam,petuga personalia memanggilku, dan bertanya tentang data identitas lengkap gadis itu. Tentu aku bingung.Lalu aku mengambil tas kecil milik gadis itu, dan membukanya, berharap bertemu dengan jawaban-jawaban peertanyaan itu.
Kubuka satu sisi.Aku mengerutkan kening,karena kutemukan berbagai alat kontrasepsi dan uang ratusan ribu rupiah.Ternyata benar apa yang dikatakan wanita baya di bus tadi.lalu kubuka sisi yang lain. Aku kaget tak terkira. Karena kutemukan sebuah Al-Qur’an kecil berwarna emas dan sebuah tasbih hijau.
Aku merenung sejenak,mencoba mancari arti semua ini.tapi aku tetap tak bias mengerti. Malah para syaithan ‘alaihimulla’nat berteriak keras dibenakku menyeret tubuhku meniggalkan rumah sakit, dan tak peduli lagi atas semua itu.mereka berkata, ”kamu ini bodoh sekali!.Ada pelacur cantik pingsan malah dibawa kerumah sakit. Lebih baik kau bawa pulang, dank au ambil keuntungan darinya. Kalu sudah seperti ini, ya tinggalkan saja dia. Apa urusannya denganmu?!”.
***

Aku sangat bingung,karena tak ada satupun tandea pengenal yang kutemukan. Lalu aku pergi ke mushola rumah sakit untuk menmcari ketenangan. Jam dinding sudah menunjukkan jam 10.30.Kuambil air wudlu, dan aku dirikan sholat dhuha. Kucoba untuk khusyu’ walau sangat sulit,sampai diraka’at terakhir.
Pada sujudku yang terakhir, kurasakan hal yang aneh. Aku tak bias bangkyt kembali.kurasakan sayap bumi mendekapku erat dan kaki jibril menginjak kepalaku kuat. Lalu tiba-tiba kedengar suara nyaring menggema ditelingaku, “Hey pemuda!. Mana jiwa manusiamu?!. Mana jiwa muslimmu?!.Dan mana jiwa mahasiswamu?!.Ayo kembali padanya,dan tolong dia!”.lalu lima detik kemudian aku bias bangun dengan tubuh yang berat.Aku tertunduk dengan penuh gemetar.dan satu keanehan muncul lagi. Kurasakan air mataku mengalir, tapi pipiku sama sekali tak basah.
Dengan kaki seberat jangkar,aku kembali kekamar gadis itu.Dokter sedang memeriksanya, dan dia belum juga siuman. Kutanya keadaannya, dokter menjawab,”diavmenderita anemia dan tubuhnya sangat lemah.Dia butuh menginap disini’.Aku juga bilang pada dokter kalau aku tak kenal dia.aku bertemu dia dijalan. Tapi insyaallah aku yang akan menanggung biayanya.
***

Kamar kembali sepi,hnya ada aku dan gadis malang itu.kupandangi dia.Muncul juga rasa kasihan dihatiku.Kucoba ambil sorbanku dari tubuhnya, tapi dia malah terbangun.Aku tak jadi mengambilnya.
Dia tak terlihat kaget melihat keadaan yang belum ia mengerti. Cma senyum yang ia lakukan.manis sekali.dan berytanya siapa aku.Baiklah aku perkenalkan diriku, dan juga sebaliknya.Dia berkata, “orang-orang memanggilku yulia, tetapi nama asliku Zulfa hamida”.Sungguh nama yang indah.
Aku menceritakan kejadian itu. Dari awal. Dia sangat berterima kasih dan memohon maaf telah merepotkanku.Alhamdulillah kai bias cepatakrab. Dia sangat ramah dan baik.Jauh dari penampilan dhohiriyahnya.
Entah apa pendapatnya tentang aku, hingga ia ceritakan apa yang ia alami selama ini padaku,tanpa ragu.Dia memang seorang WTS.Tapi semua itu ia lakukan dibqawah ancaman Bos-nya, bahwa dia akan dibunuhn jika lari dari pekerjaan itu. Dia bingung, lalu menangis dengan berkali-kali menyebutasma Allah.ia benar-benar butuh pertolngan dari siapapun.aku bias mengerti perasaannya, dan aku berjanji sebisa mungkin akan menolongnya.
Aku berpmitan untuk pulang pukul 12.15.dan berjanji insyaallah besok akan kembali lagi.
***

Matahari kedua dikisah ini telah tertbit.hari itu hari minggu.Aku pasti ingat dengan janjiku pada yulia.Setelah sarapan aku berangkat dengan motor bututku ke rumah sakit dengan membawa uang biaya rumah sakit./ aku berharap agarusrusanku dengan yulia cepat selesai.karena itu aku tak mau buang-buang waktu.
Sesampai di rumah sakit,kulihat yulia sudah berdiri menungguku didepan pintu.lalu dia bilang bahwa dia sudah sehat dan juga sudah menyelesaikan administrasi rumah sakit.kemudian ia ingin mengajakku ke suatu tempat, dimana ia terpenjara jiwanya.baiklah,dengan bismillah kukumpulkan segala kesiapanku atas semua resiko nanti.
***

Kami sampai disebuah rumahkecil yang sepi. Aku heran dan bertanya, “kenapa sepi sekali?”. “Ini rumah temanku.Kita mampir sebentar”.Jawab yulia.Didalam rumah juga tak ada orang kecuali kami berdua.Tapi aku tak mau banyak Tanya soal itu.
Yulia mengambilkan secangkir the hangat,”mas,minum dulu.santai saja, masih pukil setengah sembilan’.dan ia kembali kekamar.
***

15 menit berlalu,minuman teh-ku sudah hamper habis,tapi yulia belum keluar juga.tiba-tiba aku merasa pushing dan mataku rabun. Kulihat yulia keluar dari kamr dengan pakaian yang serba minim.Perlahan mendekatiku, lalu berkata,”mas….,aku membutuhkanmu….”,sambil melepaskas kancing bajuku satu persatu.entah apa yang ia campurkan kedalam minumanku, hingga seluruh tubuhku lemah tak berdaya. Aku hanya berusaha istighfar sebisa mungkin. Dan tiba-tiba semuanya gelap…
***

Petir terdengar keras.Aku tersdentak bangun dari pulasku.aku berada disebuah kamar sepi, dengan baju kupakai rapi. Kuteringat yang kualami tadi, dan kumenangis sejadi-jadinya. Tapi kemudian kutemukan secarik kertas diatas meja, yang bertuliskan, “mas,aku benar-benar mohon maaf atas perilaku-ku tadi.aku terbawa nafsu.tapi demi Allah, aku tak lakukan apapun selama mas pingsan, kecuali merapikan pakain mas. Karena alhamdulillah Allah menbyadarkanku.kalau mas masih mau menolongku seperti janji mas kemarin, susul aku di penginapan MAWAR PUTIH, jl.cemara 37.sekali lagi aku mohon maaf. Yulia.”.Dalam hati aku bersyukur semoga surat itu benar adanya.
Walau ada rasa marah pada Yulia, tapi aku tetap berusaha penuhi janjiku.Dan akupun menyusulnya di bawah hujan deras.
***

Dengan basah kuyub aku datang ke penginapan itu. Disana kulihat wanita-wanita kacau memandangiku.Dan disudut kiri,kulihat yulia memakai jilbab sorban biru-ku, tertunduk menangis karena dimaki-maki seorang pria tinggi besar, berkacamata hitam. Mungkin dia bos keparat itu.
Yulia melihatku, ia lngsung berlari kearahku sambil berteriak, “mas…tolong aku…aku inginkembali kejalan Allah “.tapi tiba-tiba….”Doooorrr…..!!”, suara tembkan nyaring diseluruh ruang, diikuti suara petir menggelegar.
Yulia jatuh dipelukanku dengan bersimbah darah yang mengalirdari kepalanya. Suasana berubah senyap. Hanya sebuah kalimat lirih yang kudengar, “laailaaha illallah….muhammadur rosuulullah….”.Dan itu dari mulut yulia yang penuh darah.
Aku berteriak memanggil-manggil namnya,tapi dia hanya terpejam dan tubuhnya sangat dingin.kini pipiku benar-benar basah oleh air mata dan air hujan.Kutatap tajam si pemegang pistol,bos besar yulia.dan kulemparkn sumpah serapah ayat-ayat Al-Qur’an baginya.dia mendekatiku dan menciumkan bibir pistol di keningku.Lalu…”Dooorr…!!”,kedua kalinya ku dengar dengan mataku terpejam.Setelah kubuka mata,bos besar itu sudah tergeletak mati, dan belasan polisi mengelilingi kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar